Karanganyar, Minggu (23/10/2022) –
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan mobil Sarana Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan atau mobil SiMOLEK (SiMolek) Edutainment, untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan bagi Masyarakat Karanganyar.
“Perilaku masyarakat di Jawa Tengah ini menarik sekali dibandingkan nasional, karena walaupun inklusi nya lebih rendah daripada nasional tapi literasinya jauh lebih tinggi daripada nasional,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam peluncuran Mobil SiMolek di Karanganyar.
Dia menilai, sebenarnya masyarakat Karanganyar keinginan dan upaya untuk mengetahui aspek mengenai keuangan itu jauh lebih tinggi daripada nasional, yakni 48 persen, dan nasional itu 38 persen.
Namun, disisi lain tingkat inklusinya lebih rendah di kisaran 64 persen berbanding nasional hampir 74 persen. Artinya masyarakat Jawa Tengah lebih hati-hati untuk memilih akses keuangan yang tepat untuk dirinya.
“Itu sudah suatu sikap yang yang bagus sekali. Namun, inklusinya ini yang memang kurang tinggi artinya belum semua atau masih banyak yang belum masuk ke dalam pemahaman mengenai Jasa Keuangan,” ujarnya.
Hal itulah yang harus diupayakan bersama, penyederhanaan dari segi pendekatan industri jasa keuangannya dan edukasi literasinya, sehingga keberadaan SiMolek ini katanya mirip dengan karakteristik dari masyarakat Karanganyar yang dikaitkan dengan edutainment.
“Jadi tidak bisa edukasi semata, ada ‘tainmentnya’ yaitu hiburan seni budaya lokal. Tapi ini menunjukkan pendekatan yang dilakukan oleh simolek ini tepat dengan apa yang diperlukan dan dilakukan oleh masyarakat sendiri. Jadi itu yang saya pikir kita ingin dorong terus,” ujarnya.
Mahendra memahami, yang menjadi persoalan utamanya adalah dalam hal pendekatan yang dilakukan oleh seluruh industri jasa keuangan. Dalam hal ini OJK sebagai regulator mencoba menyelesaikan masalah ini dengan lebih komprehensif.
“Akses keuangan dari industri jasa keuangan harus ditingkatkan Apakah itu melalui digital Tapi tidak semua paham penggunaan digital, maupun juga pendekatan langsung yang lebih masuk kedalam proses yang bisa diterima oleh masyarakat, bukan yang bisa diterima oleh perbankan semata,” pungkasnya.
Source – Liputan6